Biografi
al-Ramahurmuzi dan Profil kitabnya
al-Muhaddis al-Fasil
bain al-Rawi wa al-Wa’i
Oleh: Jajang Hidayatullah[1]
Pendahuluan
Ilmu hadits adalah sebuah ilmu
pengetahuan yang independen/otonom dan eksplisit jauh setelah haditsnya
bertebaran kenegara- negara islam , padahal ilmu hadits senantiasa mengiringi hadits
sejak kemunculannya pada masa Rasulullah saw. Hal itu dapat dibuktikan dengan
munculnya beberapa perintah Rausulullah yang mendorong untuk melakukan
penulisan dan klarifikasi berita dan pesan Nabi saw. untuk tidak melakukan
pemalsuan hadits
“من كذب علي
متعمدا فليتبوأ مقعده من النار”
Perkembangan ilmu hadits dari masa
ke masa mencapai puncaknya sebagai ilmu yang berdiri sendiri pada abad keempat hijriyah
dengan munculnya al-Ramahurmuzi (w. 360 H.) dengan judul bukunya al-Muhaddis
al-Fasil bain al-Rawi wa al-Wa’i akan tetapi tidak mencakup keseluruhan
ilmu hadits.
Sebagai ulama pertama yang menyusun
tentang ilmu hadits, al-Ramahurmuzi mendapat perhatian tersendiri dari kalangan
ulama dan akademisi, sehingga layak untuk dikaji Manhajnya dalam kitab
tersebut.
Walau demikian, sebagai karya , al-Ramahurmuzi
dan kitabnya tidak akan lepas dari penilaian-penilaian ulama setelahnya, akan
tetapi penilaian tersebut tidak serta merta membawa seseorang untuk tidak
mempelajari dan mengkajinya, karena dibalik setiap keterbatasan akan muncul
beberapa keistimewaan dan keunggulan yang terkadang tidak dimiliki oleh yang
lain.
Dengan demikian, al-Ramahurmuzi dan kitabnya layak
untuk dikaji dan dijadikan pedoman bagi ulama hadits sehingga
ditemukan informasi yang penting dari kitab tersebut. Selanjutnya, dalam
penjabarannya, penulis sengaja tidak menuliskan footnote dan daftar
pustaka mengingat semua isi makalah ini hanya memiliki sumber tunggal, yaitu
kitab al-Muhaddis al-Fasil bain al-Rawi wa al-Wa’i itu sendiri.
1. Nama dan
Masa Hidup al-Ramahurmuzi
Al-Ramahurmuzi bernama lengkap Abu
Muhammad al-Hasan ibn ‘Abd al-Rahman ibn al-Khallad al-Farisi al-Ramahurmuzi
yang menunjukkan bahwa dia berasal dari Ramahurmuz, salah satu daerah di
wilayah Persia, atau di arah barat daya kota negara Iran saat ini.
Para sejarawan tidak menyebutkan
secara pasti kapan al-Ramahurmuzi lahir, akan tetapi menurut ‘Ajjaj al-Khatib, al-Ramahurmuzi
kemungkinan lahir pada tahun 265 H. Al-Ramahurmuzi telah berguru kepada 200
pakar hadits pada zamannya dalam usaha memperdalam bidang hadits dan ilmu hadits.
Di antara gurunya adalah ayahnya sendiri ‘Abd al-Rahman ibn al-Khallad,
Muhammad ibn ‘Abdillah al-Hadrami (202-297 H./818-910 M.), Abu Ja’far Muhammad
ibn Usman ibn Abi Syaibah (w. 297 H./910
M.) al-Qasim ‘Abdullah ibn Muhammad ibn ‘Abd al-‘Aziz al-Bagawi (214-317
H./829-929 M.), dan masih banyak lagi gurunya yang lain.
Adapun murid-muridnya antara lain
adalah Abu ‘Abdillah Ahmad ibn Ishaq al-Nahawandi al-Hasan ibn al-Lais
al-Syairazi, Abu Bakar Muhammad ibn Musa ibn Mardawaih dan Abu al-Husain
Muhammad ibn Ahmad al-Gassani.
Al-Ramahurmuzi hidup pada masa
dinasti Buwaihi dan dekat dengan penguasa pada saat itu, seperti Adud al-Daulah (w. 372 H./983 M.), al-Mahlabi (w.
352 H./963 M.) dan Abu al-Fadl ibn al-Amid (w. 360 H./971 M.). ketiga penguasa
tersebut sering mengajak al-Ramahurmuzi untuk berdiskusi dalam masalah-masalah hadits
dan sastra Arab. Sehingga tidak heran jika al-Ramahurmuzi diangkat sebagai qadi/hakim
di Khuzistan. wafat al-Ramahurmuzi tahun 360 H.
2. Karya-karya
al-Ramahurmuzi
Sebagai seorang ulama besar pada masanya,
al-Ramahurmuzi di samping mengajarkan ilmu hadits, Dia juga aktif menulis
beberapa karya ilmiah, baik dalam bidang hadits maupun sastra Arab dalam bahasa
Arab dan Persia. Namun dari sekian banyak karyanya, ‘Ajjaj al-Khatib hanya
dapat melacak 15 karyanya dalam bahasa Arab saja. Di antaranya:
a. Adab al-Mawaid yang
membahas tentang masalah-masalah sastra.
b. Adab al-Natiq yang
membahas tentang retorika
c. Imam al-Tanzil
fi al-Qur’an al-Karim yang memuat tentang Rasulullah saw. dan hadits-haditsnya.
d. Amsal
al-Nabi yang menguraikan tentang janji baik dan buruk di akhirat, hal dan haram,
iman dan kufur serta maksud kata-kata sulit dalam al-Qur’an dikaitkan dengan
al-Qur’an dan syair.
e. Rabi’
al-Mutim fi Akhbar al-‘Usyaq yang mengurai tentang sastra dan hadits.
f. Al-Muhaddis
al-Fasil bain al-Rawi wa al-Wa’i yang menjadi objek pembahasan dalam
makalah ini.
Semuanya masih dalam bentuk manuskrip kecuali kitab yang menjadi objek kajian
yaitu al-Muhaddis al-Fasil bain al-Rawi wa al-Wa’i.
3. Penilaian
Ulama terhadap al-Ramahurmuzi
Sebagai seorang ulama besar dalam
bidang hadits dan ilmu hadits, sastra dan sejarah, al-Ramakhurmuzi tidak lepas
dari penilaian para pada masanya dan setelahnya. Di antara ulama yang
memberikan komentar adalah al-Sam’ani, salah seorang gurunya pernah berkata, “al-Ramahurmuzi seorang yang istimewa dan
banyak haditsnya”. Muhammad ibn Ishaq ibn al-Nadim memujinya dengan “Abu
Muhammad seorang qadi (hakim), bagus dan indah karyanya, dia menempuh
metode al-Jahiz “. Ibn Suwar al-Katib berkata, “al-Ramahurmuzi adalah seorang
sastrawan dan meriwayatkan hadits”. Al-Sa’alabi dalam kitabnya Yatimah
al-Dahr mengatakan “al-Hasan ibn ‘Abd al-Rahman termasuk tokoh/taring ilmu
kalam, singa sastra dan seorang tokoh terkemuka pada masanya…”. Sedangkan
al-Zahabi menilai al-Ramahurmuzi sebagai seorang imam al-hafiz, muhaddis,
penulis, pengarang dan penyusun kitab, dan termasuk orang yang dipercaya,
seorang tokoh hadits, sejarawan dan sastrawan”.
B. Profil Kitab al-Muhaddis al-Fasil bain
al-Rawi wa al-Wa’i
Sebagai sebuah karya pertama tentang
ilmu hadits, kitab al-Muhaddis al-Fasil memiliki karakteristik
tersendiri, baik dari fisiknya maupun manhaj
penyusunannya.
1. Karakteristik Kitab
Untuk menghindari kesimpangsiuran
dan perbedaan tentang kitab al-Muhaddisal-Fasil, pemakalah akan
menguraikan beberapa hal yang terkait dengan kitab yang menjadi objek kajian
dalam makalah ini. Secara fisik, kitab al-Muhaddis al-Fasil dapat
digambarkan sebagai berikut:
a. Kitab al-Muhaddis
al-Fasil pada awalnya berupa manuskrip dalam beberapa eksamplar, yaitu yang
terdapat di perpustakaan fakultas Syari’ah Damaskus, yang terdapat di
perpustakaan Kementerian Pendidikan Damaskus, yang di perpustakaan Universitas
Cairo dan yang terdapat di Perpustakaan Fakultas Dar al-‘Ulum di Universitas
Cairo.
b. Kitab al-Muhaddis
al-Fasil untuk pertama kali ditahqiq (dikaji) oleh Muhammad ‘Ajjaj
al-Khatib.
c. Kitab al-Muhaddis
al-Fasil berjudul lengkap al-Muhaddis
al-Fasil bain al-Rawi wa al-Wa’i Cetakan
pertama, di kota Beirut Lebanon oleh percetakan Dar al-Fikr, tahun 1391 H./1771
M.
d. Kitab al-Muhaddis
al-Fasil mencakup beberapa pembahasan, yaitu:
1) Tambahan
dari pentahqiq kitab al-Muhaddis al-Fasil, Di antaranya:
a) al-Muqaddimah,
baik muqaddimah penerbit maupun muqaddimah pentahqiq Muhammad ‘Ajjaj
al-Khatib.
b) Biografi
penulis kitab al-Muhaddis al-Fasil al-Ramahurmuzi
c) Sekilas
tentang kitab al-Muhaddis al-Fasil.
d) Manuskrip
kitab al-Muhaddis al-Fasil.
e) Isnad
al-Kitab al-Muhaddis al-Fasil.
f) Silsilah dan
riwayat kitab al-Muhaddis al-Fasil.
g) Raferensi Kitab al-Muhaddis
al-Fasil.
h) Jumlah
halaman pembahasan tersebut di atas mencapai 157 halaman, mulai dari halaman 1
hingga 157.
2)
Sedangkan
pembahasan aslinya memuat beberapa hal, yaitu:
a) Beberapa bab
tentang hal-hal yang terkait dengan hadits yang dimulai dengan bab fad}l
al-naqil dan diakhiri dengan bab al-Musannifun min Ruwat al-Fiqh fi
al-Amsar.
b) Jumlah
halaman yang murni karya al-Ramahurmuzi sebanyak 466 halaman, mulai dari
halaman 158 hingga 624.
3) Pada penutup
kitab al-Muhaddis al-Fasil yang telah ditahqiq tercantum beberapa
hal, antara lain:
a) Al-Faharis.
b) Masadir wa
Maraji’ al-Tahqiq wa al-Ta’liq.
c) Al-Ahadis
al-Nabawiyah.
d) Syuyukh
al-Hasan ibn ‘Abd al-Rahman al-Ramahurmuzi.
e) Al-A’lam selain
guru-guru al-Ramahurmuzi.
f) Al-Asy’ar.
g) Al-Amsal
h) Al-Amakin wa
al-Masyahid wa al-Gazawat.
i) Maudu’at
Tasdir al-Kitab.
j) Maudu’a t
Kitab al-Muhaddis al-Fasil.
k) Taswib
al-Akhta’.
l) Jumlah
halaman untuk tambahan pokok-pokok pembahasan di atas sebanyak 61 halaman,
mulai dari halaman 625 hingga 686.
2. Manhaj Kitab al-Muhaddis
al-Fasil bain al-Rawi wa al-Wa’i
Setelah melakukan pembacaan terhadap
kitab al-Muhaddis al-Fasil bain al-Rawi wa al-Wa’i karya al-Ramahurmuzi,
pemakalah dapat menyimpulkan beberapa hal terkait dengan metodologi penyusunan
dan pembahasannya sebagai berikut:
a. Al-Ramahurmuzi
mengklasifikasi bukunya dalam beberapa bab seperti bab fadl al-Naqil li
Sunnah Rasulillah saw.
b. Penjelasan
terhadap hal-hal yang terkait dengan bab dilakukan dengan cara menyebutkan riwayat-riwayat
yang terkait dengan bab tersebut dengan sesekali menjelaskan apa, bagaimana dan
di mana keterkaitannya.
c. Setiap bab
berisikan beberapa contoh yang terkait dengan babnya, baik dalam bentuk hadits
Nabi, seperti hadits
“اللهم ارحم
خلفائى قلنا يا رسول الله، من خلفاؤك قال "الذين يروون أحاديثى وسنتى
ويعلمونها الناس"”
dalam bab fadl
al-Naqil li Sunnah Rasulillah saw. Bab ini memuat 19 hadits Rasulullah
saw., maupun dalam bentuk perkataan sahabat dan tabi’in, atau nama-nama yang
lain sesuai dengan kebutuhan bab tersebut.
d. Setiap hadits
atau aqwal al-Sahabah atau al-tabi’in atau atba’ al-tabi’in
yang dicantumkan dalam kitabnya, dilengkapi dengan sanad. Sedangkan kitab
sumbernya tersebut dicantumkan dalam bentuk footnote oleh pentahqiq.
e. Setiap kata
yang tidak jelas atau sulit maknanya, akan dijelaskan melalui pendekatan bahasa
atau syair. Sedangkan setiap nama guru al-Ramahurmuzi akan dijelaskan nama
lengkapnya dalam footnote oleh pentahqiq.
f. Setiap
argumen atau pendapat yang dipaparkan dalam bukunya selalu didasarkan dan
dikembalikan kepada pendapat para ulama semasanya atau sebelumnya, sehingga
cenderung ilmu bi al-ma’sur atau bi al-riwayah.
g. Pendapat
yang berbeda akan dicantumkan semuanya, meskipun tanpa ada kesimpulan pendapat
yang lebih unggul.
h. Dalam
menulis kitabnya, al-Ramakhurmuzi menekankan pada hal-hal yang terkait dengan
perawi hadits saja, seperti keutamaan perawi hadits, perawi sahabat yang
terkenal nama aslinya, panggilan atau nenek moyangnya dan sigat tahammul wa
al-ada’.
i. Pada akhir
pembahasan, al-Ramahurmuzi menjelaskan seputar tentang hal-hal yang terkait
dengan penulisan kitab dan penulis-penulis di setiap kota.
C. Kelebihan dan Kekurangan Kitab al-Muhaddis
al-Fasil
Setiap karya manusia yang terdapat
di dunia ini, paling tidak memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu pun kitab al-Muhaddis
al-Fasil karya al-Ramahurmuzi.
1.
Kelebihan al-Muhaddis
al-Fasil
Di antara keunggulan kitab al-Muhaddis
al-Fasil adalah:
a. Kitab
tersebut telah disusun dalam bentuk bab-bab sehingga memudahkan untuk dipahami
maksudnya.
b. Dominan
menggunakan bi al-ma’surbi al-riwayah dalam setiap argumen dan statemen,
baik dari Nabi saw., sahabat, tabi’in dan ulama-ulama pada masanya, sehingga
lebih dipertanggungjawabkan.
c. Semua hadits
yang tercantum di dalam kitabnya disertai dengan sanad yang lengkap.
d. Sumber hadits
dan kitabnya yang tercantum ditulis dalam footnote. Begitupun dengan
referensi yang lain.
e. Penjelasan
kata yang tidak jelas senantiasa dikembalikan kepada bahasa atau syair sehingga
cenderung lebih bisa dipertanggungjawabkan keabsahannya.
2.
Kekurangan al-Muhaddis
al-Fasil
Di antara keterbatasan kitab al-Muhaddis
al-Fasil adalah:
a. Sebagai
sebuah karya di bidang ilmu hadits, kitab al-Muhaddis al-Fasil kurang
komprehensif. Hal itu dapat dimaklumi karena termasuk karya
pertama.
b. dits-hadits yang dicantumkan tidak
semuanya sahih dan statusnya tidak ditampilkan sehingga membutuhkan pekerjaan
ekstra untuk melacak haditsnya.
c. Setiap
terjadi perbedaan pendapat antar satu ulama dengan ulama yang lain, baik dari
kalangan sahabat atau tabi’in hanya diungkapkan saja, tanpa ada kesimpulan hadits
pendapat mana yang lebih kuat.
Walau demikian, sebagai sebuah karya
pertama dalam ilmu hadits, para ulama memberikan apresiasi yang sangat tinggi.
Hal itu dapat dilihat dari ungkapan al-Z|ahabi:
“ما أحسنه من
كتاب ”
”alangkah bagusnya kitab ini”.
PENUTUP
Merujuk kepada pembahasan sebelumnya
dapat dibuat beberapa poin sebagai kesimpulan akhir sebagai berikut:
1.
Ulama pertama yang membukukan ilmu hadits dirayah
adalah Abu Muhammad al-Ramahurmuzi (265-360 H) dalam kitabnya, al-Muhaddis
al-Fasil bain ar-Rawi wa al- wa 'iz (Ahli Hadits yang Memisahkan Antara
Rawi dan Pemberi Nasihat) .
2. Profil kitab
al-Muhaddis al-Fasil dapat dikelompokkan dalam dua bagian besar, yaitu
karakteristik kitab dan manhaj penyusunannya. Karakteristik kitab meliputi
tambahan dari ‘Ajjaj al-Khatib selaku pentahqiq (penyeleksi), karya asli
dari al-Ramahurmuzi dan penutup sebagai tambahan penjelasan dari pentahqiq.
Dari segi
isi dan kandungan, kitab al-Muhaddis al-Fasil termasuk sangat baik untuk
ukuran kitab pertama, karena telah disusun dalam bentuk bab-bab dan argumentasi
yang disodorkan adalah didominasi riwayah dari Nabi, sahabat, tabi’in
dan ulama pada masanya, meskipun pembahasannya belum mencakup semua ilmu hadits
pada masa itu.
3. Kelebihan
dan kekurangan ditentukan dari sudut pandang sipeneliti pada masanya, meskipun
tetap memperhatikan masa penyusunan kitab tersebut. Dengan demikian, kitab al-Muhaddis
al-Fasil tentu mengandung berbagai keunggulan dan keterbatasan. Di antara
keunggulannya atau kelebihan dapat dilihat dari sisi sistematika pembahasan
yang berbentuk bab-bab, dari sisi penyusunan argumentasi yang ditekankan pada
riwayat dan dari sisi penjelasan kata/mufradat yang dikembalikan pada kamus-kamus
kebahasaan dan syair.
Sementara keterbatasannya, dapat
dilihat dari sisi cakupan dan kandungan ilmu haditsnya yang kurang
komprehensif, dari sisi argumentasi hadits yang mengabaikan statusnya, dari
sisi penyelesaian masalah yang tidak menyimpulkan hasilnya dan dari sisi
konsistensi yang kadang melebar dan berpanjang lebar.
***
Sejarah perkembangan ilmu hadits
telah ada sejak Rasulullah saw. meskipun dalam bentuk ambrio/benih dan terus
berkembang hingga menjadi sebuah ilmu yang mandiri.
Saat ini, ulama yang berkecimpung di
bidang hadits dan ilmu hadits harus terus mengembangkan metodologi ilmu hadits,
agar tidak terjadi stagnan seperti yang pernah dialami pada abad ketiga belas
dan empat belas awal. Apa lagi, saat ini, kajian metodologi ilmu hadits
bukan hanya dilakukan oleh ulama Islam, tetapi juga oleh para orientalis,
terlepalas dari apa niat mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar