MENGGAPAI KEUTAMAAN (FADHILAH) IBADAH JUM’AT
Oleh: Jajang Hidayatullah[1]
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ
مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ذَلِكُمْ
خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُون
Wahai orang-orang yang beriman apabila diseru untuk
menunaikan shalat pada hari jum’at maka bersegeralah kamu mengingat Allah dan
tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu, jika kamu
mengetahui (QS. Al-Jumu’ah: 9)
Maksud dari ayat diatas adalah wahai orang-orang yang
beriman bila kalian telah diseru melaksanakan shalat pada hari jum’at,
berangkatlah kalian dengan kekhusuan hatimu dan keseriusan amalanmu, niatkan
dan perhatikanlah dalam perjalananmu menuju ke sana. Kalimat ‘bersegeralah’ (فَاسْعَوْا) dalam ayat diatas bukan berarti kita
harus berjalan cepat—karena yang diperintah justru harus berjalan dengan
tenang—melainkan artinya adalah ‘pusatkan lah perhatian mu pada ibadah jum’at
ini’.
Dalam salah satu tafsir dikatakan bahwa disebut al-Jumu’ah,
karena al-Jumu’ah ini terambil dari kata al-Jam’u yang berarti ‘berkumpul’.
Karena para pemeluk Islam berkumpul pada hari itu sekali dalam seminggu
ditempat-tempat peribadahan yang besar. Hari jum’at adalah hari ke enam dimana
Allah menyempurnakan penciptaan semua makhluk. Pada hari itu pula Adam
tercipta, dimasukan ke dalam surga, dikeluarkan darinya dan terjadinya hari
kiamat.
Pada hari itu terdapat satu saat yang apabila seorang Muslim
memohon suatu kebaikan kepada Allah, pastilah Allah akan memberikan kebaikan
kepadanya. Sebagaimana hal ini dijelaskan oleh hadits-hadits shahih. Dalam
bahasa Arab kuno hari jum’at dikenal dengan nama hari ‘Arubah. Telah ditetapkan
pula bahwa umat-umat sebelum kita telah diperintahkan ibadah pada hari itu.
Namun mereka malah memilih kesesatan. Sedangkan orang-orang Yahudi memilih hari
Sabtu sebagai hari besar mereka yang bukan pada hari itu Adam dipenciptaan. Sedangkan kaum Nashrani memilih hari minggu
sebagai hari ibadah mereka, sedang Allah memilih hari Jum’at untuk umat ini.
Yang pada hari itu Allah telah menyempurnakan penciptaan makhluk. Hal ini
sebagai mana diungkap dalam beberapa hadits. (lihat tafsir Ibnu Katsir).
Fadhilah Ibadah Jum’at
Ibadah Jum’at adalah ibadah yang terikat ketat dengan
kerentuan dan tata cara yang telah ditetapkan oleh Allah dan RasulNya. Hal ini
wajib dihormati dan dita’ati dengan ke-tawadhua-an dan keikhlasan yang sungguh-sungguh.
Sehingga makna, hikmah dan keutamaan ibadah jum’at dapat kita raih. Diantara
keutamaan-keutamaan Ibadah jum’at adalah:
1. Bersegaera mendatangi shalat Jum’at adalah qurban yang
paling utama
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ اغْتَسَلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ
غُسْلَ الْجَنَابَةِ ثُمَّ رَاحَ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَدَنَةً وَمَنْ رَاحَ فِي
السَّاعَةِ الثَّانِيَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَقَرَةً وَمَنْ رَاحَ فِي
السَّاعَةِ الثَّالِثَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ كَبْشًا أَقْرَنَ وَمَنْ رَاحَ فِي
السَّاعَةِ الرَّابِعَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ دَجَاجَةً وَمَنْ رَاحَ فِي
السَّاعَةِ الْخَامِسَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَيْضَةً فَإِذَا خَرَجَ الْإِمَامُ
حَضَرَتْ الْمَلَائِكَةُ يَسْتَمِعُونَ الذِّكْرَ
Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Barangsiapa mandi pada hari Jum'at sebagaimana mandi
janabah, lalu berangkat menuju Masjid, maka dia seolah berkurban seekor unta.
Dan barangiapa datang pada kesempatan (saat) kedua maka dia seolah berkurban
seekor sapi. Dan barangiapa datang pada kesempatan (saat) ketiga maka dia
seolah berkurban seekor kambing yang bertanduk. Dan barangiapa datang pada
kesempatan (saat) keempat maka dia seolah berkurban seekor ayam. Dan barangiapa
datang pada kesempatan (saat) kelima maka dia seolah berkurban sebutir telur.
Dan apabila imam sudah keluar (untuk memberi khuthbah), maka para Malaikat
hadir mendengarkan dzikir (khuthbah tersebut)." (HR. Bukhari-Muslim).
2. Orang yang menjalankan adab (etika) akan diberikan ampunan
selama 10 hari
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ ثُمَّ أَتَى الْجُمُعَةَ
فَاسْتَمَعَ وَأَنْصَتَ غُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْجُمُعَةِ
وَزِيَادَةُ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ وَمَنْ مَسَّ الْحَصَى فَقَدْ لَغَا
dari Abu Hurairah ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Barangsiapa yang berwudlu, lalu ia menyempurnakan
wudlunya, kemudian mendatangi Jum'at, mendengarkan (khutbah) tanpa
berkata-kata, maka akan diampuni (dosa-dosa yang dilakukannya) antara hari itu
dengan hari jum'at yang lain, ditambah tiga hari. Dan barangsiapa yang
memegang-megang batu kerikil, maka ia telah berbuat kesia-siaan." (HR. Muslim).
3. Berpeluang besar dikabulkan nya do’a pada waktu jum’at
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَكَرَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَقَالَ فِيهِ سَاعَةٌ لَا
يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ وَهُوَ يُصَلِّي يَسْأَلُ اللَّهَ شَيْئًا إِلَّا
أَعْطَاهُ إِيَّاهُ زَادَ قُتَيْبَةُ فِي رِوَايَتِهِ وَأَشَارَ بِيَدِهِ
يُقَلِّلُهَا
dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam menyebutkan tentang hari Jum'at, maka beliau bersabda: Di dalamnya
terdapat satu waktu, tidaklah seorang muslim mendapati waktu itu lalu berdoa
memohon kebaikan kepada Allah, kecuali Allah akan mengabulkan permohonannya.
Qutaibah menambahkan di dalam riwayatnya; Beliau memberikan isyarat dengan
tangannya, yakni waktunya sempit. (HR. Muslim).
Dalam
riwayat lain Rasulullah lebih menjelaskan:
هِيَ مَا بَيْنَ أَنْ يَجْلِسَ الْإِمَامُ إِلَى أَنْ تُقْضَى
الصَّلَاةُ
"Waktunya ialah antara imam duduk
(di mimbar) hingga selesai shalat Jum'at." Dan banyak lagi keutamaan yang lainnya.
Ibnu Hajjar dalam kitab syarh-nya Fath al-bariy
menyatakan bahwa tercapainya ampunan dari jum’at ke jum’at yang telah
disebutkan dalam hadits diatas tidak terjadi dengan serta merta. Melainkan,
tentunya harus dicapai dengan mengumpulkan amalan-amalan yang lain yang dapat
menunjang terraihnya fadhilah ibadah jum’at tersebut, dengan pasti amalan-amalan
itu sesuai dengan apa yang disabdakan oleh Rasulullah Saw.
Ibnu Hajar selanjutnya menyatakan bahwa, setelah
mengumpulkan beberapa hadits berikut redaksinya maka agar tercapainya keutamaan
berupa ampunan pada hari jum’at sesuai hadts diatas, disyaratkan mengumpulkan
amalan-amalan lain sebagaimana dijelaskan dalam beberapa hadits Nabi, yaitu:
1.
Mandi
dan membersihkan diri
2.
Bersiwak
3.
Memakai
parfum (minyak wangi) atau minyak rambut
4.
Memakai
pakaian terbaik
5.
Berjalan
dengan tenang
6.
Tidak
melangkahi pundak orang lain
7.
Tidak
memisahkan antara dua orang
8.
Tidak
mengganggu orang lain
9.
Melakukan
shalat sunnat
10.
Diam
tidak berbicara
11.
Tidak
berbuat sia-sia
12.
Menjauhi
dosa-dosa besar
Akhirul-kalam..Kepada
setiap Muslim kami mengajak mari kita sadari dan berikan perhatian besar
terhadap amalan ini (ibadah jum’at), jadikan hari jum;at ini sebagai sarana
kita bertaubat dan mengahapus dosa-dosa kita secara sungguh-sungguh yaitu dengan
cara mendekatkan diri kita secara serius kepada Allah Swt. jangan kita malah
terjebak hanya karena rutinitas belaka apalagi hanya karena malu dipandangan
manusia. Mari kita raih, gapai keutamaan dan pahala Ibadah jum’at ini dengan
memperhatikan adab-adabnya dan laksanakan setiap amalan sunnahnya, jangan hanya
karena ‘ngobrol’ saat khutbah berlagsung, ibadah kita malah jadi sia-sia tak
berarti. Tentunya, mari kita berdo’a mudah-mudahan kita tidak termasuk orang
yang celaka dan merugi di akhirat sana. Amiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar