Minggu, 22 April 2012

MENGGAPAI KEUTAMAAN (FADHILAH) IBADAH JUM’AT


MENGGAPAI KEUTAMAAN (FADHILAH) IBADAH JUM’AT
Oleh: Jajang Hidayatullah[1]

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُون
Wahai orang-orang yang beriman apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari jum’at maka bersegeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui (QS. Al-Jumu’ah: 9)

Maksud dari ayat diatas adalah wahai orang-orang yang beriman bila kalian telah diseru melaksanakan shalat pada hari jum’at, berangkatlah kalian dengan kekhusuan hatimu dan keseriusan amalanmu, niatkan dan perhatikanlah dalam perjalananmu menuju ke sana. Kalimat ‘bersegeralah’ (فَاسْعَوْا) dalam ayat diatas bukan berarti kita harus berjalan cepat—karena yang diperintah justru harus berjalan dengan tenang—melainkan artinya adalah ‘pusatkan lah perhatian mu pada ibadah jum’at ini’.
Dalam salah satu tafsir dikatakan bahwa disebut al-Jumu’ah, karena al-Jumu’ah ini terambil dari kata al-Jam’u yang berarti ‘berkumpul’. Karena para pemeluk Islam berkumpul pada hari itu sekali dalam seminggu ditempat-tempat peribadahan yang besar. Hari jum’at adalah hari ke enam dimana Allah menyempurnakan penciptaan semua makhluk. Pada hari itu pula Adam tercipta, dimasukan ke dalam surga, dikeluarkan darinya dan terjadinya hari kiamat.
Pada hari itu terdapat satu saat yang apabila seorang Muslim memohon suatu kebaikan kepada Allah, pastilah Allah akan memberikan kebaikan kepadanya. Sebagaimana hal ini dijelaskan oleh hadits-hadits shahih. Dalam bahasa Arab kuno hari jum’at dikenal dengan nama hari ‘Arubah. Telah ditetapkan pula bahwa umat-umat sebelum kita telah diperintahkan ibadah pada hari itu. Namun mereka malah memilih kesesatan. Sedangkan orang-orang Yahudi memilih hari Sabtu sebagai hari besar mereka yang bukan pada hari itu Adam dipenciptaan.  Sedangkan kaum Nashrani memilih hari minggu sebagai hari ibadah mereka, sedang Allah memilih hari Jum’at untuk umat ini. Yang pada hari itu Allah telah menyempurnakan penciptaan makhluk. Hal ini sebagai mana diungkap dalam beberapa hadits. (lihat tafsir Ibnu Katsir).

Fadhilah Ibadah Jum’at
Ibadah Jum’at adalah ibadah yang terikat ketat dengan kerentuan dan tata cara yang telah ditetapkan oleh Allah dan RasulNya. Hal ini wajib dihormati dan dita’ati dengan ke-tawadhua-an dan keikhlasan yang sungguh-sungguh. Sehingga makna, hikmah dan keutamaan ibadah jum’at dapat kita raih. Diantara keutamaan-keutamaan Ibadah jum’at adalah:
1.    Bersegaera mendatangi shalat Jum’at adalah qurban yang paling utama
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ اغْتَسَلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ غُسْلَ الْجَنَابَةِ ثُمَّ رَاحَ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَدَنَةً وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الثَّانِيَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَقَرَةً وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الثَّالِثَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ كَبْشًا أَقْرَنَ وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الرَّابِعَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ دَجَاجَةً وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الْخَامِسَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَيْضَةً فَإِذَا خَرَجَ الْإِمَامُ حَضَرَتْ الْمَلَائِكَةُ يَسْتَمِعُونَ الذِّكْرَ
Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa mandi pada hari Jum'at sebagaimana mandi janabah, lalu berangkat menuju Masjid, maka dia seolah berkurban seekor unta. Dan barangiapa datang pada kesempatan (saat) kedua maka dia seolah berkurban seekor sapi. Dan barangiapa datang pada kesempatan (saat) ketiga maka dia seolah berkurban seekor kambing yang bertanduk. Dan barangiapa datang pada kesempatan (saat) keempat maka dia seolah berkurban seekor ayam. Dan barangiapa datang pada kesempatan (saat) kelima maka dia seolah berkurban sebutir telur. Dan apabila imam sudah keluar (untuk memberi khuthbah), maka para Malaikat hadir mendengarkan dzikir (khuthbah tersebut)." (HR. Bukhari-Muslim).
2.    Orang yang menjalankan adab (etika) akan diberikan ampunan selama 10 hari
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ ثُمَّ أَتَى الْجُمُعَةَ فَاسْتَمَعَ وَأَنْصَتَ غُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْجُمُعَةِ وَزِيَادَةُ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ وَمَنْ مَسَّ الْحَصَى فَقَدْ لَغَا
dari Abu Hurairah ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa yang berwudlu, lalu ia menyempurnakan wudlunya, kemudian mendatangi Jum'at, mendengarkan (khutbah) tanpa berkata-kata, maka akan diampuni (dosa-dosa yang dilakukannya) antara hari itu dengan hari jum'at yang lain, ditambah tiga hari. Dan barangsiapa yang memegang-megang batu kerikil, maka ia telah berbuat kesia-siaan." (HR. Muslim).
3.    Berpeluang besar dikabulkan nya do’a pada waktu jum’at
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَكَرَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَقَالَ فِيهِ سَاعَةٌ لَا يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ وَهُوَ يُصَلِّي يَسْأَلُ اللَّهَ شَيْئًا إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ زَادَ قُتَيْبَةُ فِي رِوَايَتِهِ وَأَشَارَ بِيَدِهِ يُقَلِّلُهَا
dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyebutkan tentang hari Jum'at, maka beliau bersabda: Di dalamnya terdapat satu waktu, tidaklah seorang muslim mendapati waktu itu lalu berdoa memohon kebaikan kepada Allah, kecuali Allah akan mengabulkan permohonannya. Qutaibah menambahkan di dalam riwayatnya; Beliau memberikan isyarat dengan tangannya, yakni waktunya sempit. (HR. Muslim).
Dalam riwayat lain Rasulullah lebih menjelaskan:

هِيَ مَا بَيْنَ أَنْ يَجْلِسَ الْإِمَامُ إِلَى أَنْ تُقْضَى الصَّلَاةُ
"Waktunya ialah antara imam duduk (di mimbar) hingga selesai shalat Jum'at." Dan banyak lagi keutamaan yang lainnya.

Ibnu Hajjar dalam kitab syarh-nya Fath al-bariy menyatakan bahwa tercapainya ampunan dari jum’at ke jum’at yang telah disebutkan dalam hadits diatas tidak terjadi dengan serta merta. Melainkan, tentunya harus dicapai dengan mengumpulkan amalan-amalan yang lain yang dapat menunjang terraihnya fadhilah ibadah jum’at tersebut, dengan pasti amalan-amalan itu sesuai dengan apa yang disabdakan oleh Rasulullah Saw.
Ibnu Hajar selanjutnya menyatakan bahwa, setelah mengumpulkan beberapa hadits berikut redaksinya maka agar tercapainya keutamaan berupa ampunan pada hari jum’at sesuai hadts diatas, disyaratkan mengumpulkan amalan-amalan lain sebagaimana dijelaskan dalam beberapa hadits Nabi, yaitu:
1.         Mandi dan membersihkan diri
2.         Bersiwak
3.         Memakai parfum (minyak wangi) atau minyak rambut
4.         Memakai pakaian terbaik
5.         Berjalan dengan tenang
6.         Tidak melangkahi pundak orang lain
7.         Tidak memisahkan antara dua orang
8.         Tidak mengganggu orang lain
9.         Melakukan shalat sunnat
10.     Diam tidak berbicara
11.     Tidak berbuat sia-sia
12.     Menjauhi dosa-dosa besar
Akhirul-kalam..Kepada setiap Muslim kami mengajak mari kita sadari dan berikan perhatian besar terhadap amalan ini (ibadah jum’at), jadikan hari jum;at ini sebagai sarana kita bertaubat dan mengahapus dosa-dosa kita secara sungguh-sungguh yaitu dengan cara mendekatkan diri kita secara serius kepada Allah Swt. jangan kita malah terjebak hanya karena rutinitas belaka apalagi hanya karena malu dipandangan manusia. Mari kita raih, gapai keutamaan dan pahala Ibadah jum’at ini dengan memperhatikan adab-adabnya dan laksanakan setiap amalan sunnahnya, jangan hanya karena ‘ngobrol’ saat khutbah berlagsung, ibadah kita malah jadi sia-sia tak berarti. Tentunya, mari kita berdo’a mudah-mudahan kita tidak termasuk orang yang celaka dan merugi di akhirat sana. Amiin.



[1] Mahasiswa Tafsir-Hadits STAI Persis Garut (Alumnus PPI 34 Cibegol)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar