Keutamaan Shalat Shubuh
Oleh: Jajang Hidayatullah[1]
Tidur merupakan kebutuhan, karena dengan
tidur badan kita akan teristirahatkan dari berbagai kegiatan yang tidak jarang
membuat kita penat. Kesehatan pun akan terjaga dengan tidur.Tapi terkadang
tidur juga membuat kita terlena sehingga kita melupakan dzikir kepada Allah swt.
sering kali hal itu terjadi karena faktor ketidak tahuan dan kebodohan kita,
meskipun tidak jarang juga karena murni kedurhakaan karena pembangkangan. Padahal
kalau kita kaji dengan seksama sungguh sangat luar biasa keutamaan dzikir pada
waktu shubuh; dalam hal ini adalah shalat shubuh yang hanya dua raka’at.
Sehingga bagi orang yang berilmu demi meraih keutamaan tersebut akan memaksakan
diri mengerjakannya walau pun harus berjalan merangkak.
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan
hadits, dari sahabat Abu Hurairah ia berkata: bahwasannya Rasulullah Saw
bersabda:
لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِي النِّدَاءِ وَالصَّفِّ الأَوَّلِ
ثُمَّ لَمْ يَجِدُوا إِلاَّ أَنْ يَسْتَهِمُوا عَلَيْهِ لاَسْتَهَمُوا وَلَوْ
يَعْلَمُونَ مَا فِي التَّهْجِيرِ لاَسْتَبَقُوا إِلَيْهِ وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا
فِي الْعَتَمَةِ وَالصُّبْحِ لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا
“Sekiranya
orang-orang tahu keutamaan menyambut seruan adzan dan berada di shaf (barisan)
pertama kemudian hal tersebut hanya bisa diraih dengan mengundi, niscaya mereka
akan mengundi demi mendapatkannya. Sekiranya mereka tahu keutamaan Shalat
‘Atamah (isya) dan shubuh, niscaya mereka akan mendatanginya meski harus
merangkak”
(H.R Bukhari-Muslim).
Imam Nawawi berkata: makna “niscaya
mereka akan mendatanginya meski harus merangkak ” adalah andai kata mereka
mengetahui keutamaan dan kebaikan yang bakal diraih, kemudian mereka tidak
mampu mendatanginya kecuali hanya dengan merangkak niscaya mereka akan
melakukannya walau pun harus merangkak sehingga mereka tidak akan luput dan
absen mengerjakannya berjama’ah di mesjid. Maka jelas, Hadits diatas berisi
ajnuran yang sangat tegas untuk menghadirinya.
Sedang al-Hafidz Ibnu Hajar menjelaskan:
makna “sabda Nabi, andai kata mereka mengetahui keutamaanya” yakni
keutamaanya yang lebih istimewa dan “sabda Nabi, niscaya mereka akan
mendatanginya” yakni mendatangi kedua shalat tersebut (Isya dan Shubuh),
maksudnya mereka akan mendatangi tempat pelaksanaan shalat berjama’ah, yakni
masjid. Sedangkan “sabda Nabi, meskipun harus merangkak” yakni merangkak
tertatih-tatih karena tidak bisa berjalan seperti seorang bayi yang merangkak.
Melalui beberapa sabda Nabi dalam
haditsnya, Berikut adalah keutamaan-keutamaan shalat shubuh, diantaranya:
Seperti
Shalat Semalaman
Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadits
dari Utsman bin Affan, ia berkata: Rasulullah Saw bersabda:
مَنْ صَلَّى الْعِشَاءَ فِى جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا قَامَ نِصْفَ اللَّيْلِ وَمَنْ صَلَّى الصُّبْحَ
فِى جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا صَلَّى اللَّيْلَ كُلَّهُ
Barang
siapa mengerjakan shalat isya berjama’ah seolah-olah ia mengerjakan shalat
separuh malam. Dan barang siapa shalat shubuh berjama’ah seolah ia mengerjakan
shalat semalam penuh.
(H.R Muslim).
Dikerumuni
dan dido’akan Para Malaikat
Imam Bukhari meriwayatkan hadits dari
Abu Hurairah ia berkata, aku mendengar Rasulullah Saw bersabda:
تَفْضُلُ صَلاَةُ الْجَمِيعِ
صَلاَةَ أَحَدِكُمْ وَحْدَهُ بِخَمْسٍ وَعِشْرِينَ جُزْءًا وَتَجْتَمِعُ
مَلاَئِكَةُ اللَّيْلِ وَمَلاَئِكَةُ النَّهَارِ فِي صَلاَةِ الْفَجْرِ ثُمَّ
يَقُولُ أَبُو هُرَيْرَةَ فَاقْرَؤُوا إِنْ شِئْتُمْ {إِنَّ قُرْآنَ الْفَجْرِ
كَانَ مَشْهُودًا}.
“Shalat
berjama’ah lebih utama dua puluh lima kali lipat shalat munfaridh (sendirian),
Malaikat malam dan Malaikat siang berkumpul menghadri shalat shubuh”.
Kemudian
Abu Hurairah berkata: silahkan kamu baca:
إِنَّ قُرْآنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا
Sesungguhnya
shalat shubuh itu disaksikan (oleh Malaikat). (Q.S al-Isra: 78).
Dalam riwayat Imam Bukhari juga dari
hadits Abu Hurairah, bahwa Rasulullah Saw bersabda:
يَتَعَاقَبُونَ فِيكُمْ مَلاَئِكَةٌ بِاللَّيْلِ وَمَلاَئِكَةٌ
بِالنَّهَارِ وَيَجْتَمِعُونَ فِي صَلاَةِ الْفَجْرِ وَصَلاَةِ الْعَصْرِ ثُمَّ
يَعْرُجُ الَّذِينَ بَاتُوا فِيكُمْ فَيَسْأَلُهُمْ وَهْوَ أَعْلَمُ بِهِمْ كَيْفَ
تَرَكْتُمْ عِبَادِي فَيَقُولُونَ تَرَكْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّونَ
وَأَتَيْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّونَ
“para
Malaikat malam dan Malaikat siang turun silih berganti, dan mereka berkumpul
pada shalat shubuh dan shalat ashar. Kemudian naiklah para Malaikat yang
bertugas mencatat amal kalian dan Allah bertanya kepada mereka (dan Allah maha
tahu tentang keadaan hamba-hambaNya):’bagaimana kedaan hamba-hambaKu saat
kalian tinggalkan?’ mereka menjawab, ‘kami tinggalkan mereka dalam keadaan
mengerjakan shalat dan datang mereka juga dalam kedaan mengerjakan shalat”.
Imam Nawawi berkata: “adapun
berkumpulnya para Malaikat pada shalat shubuh dan shala ashar adalah bentuk
kasih sayang Allah Swt terhadap hamba-hambaNya yang beriman dan merupakan
penghormatan juga bagi mereka dengan menjadikan berkumpul dan berpisahnya para
Malaikat tepat pada waktu-waktu ibadah dan ketaatan mereka kepada Allah Swt.
sehingga para Malaikat menjadi saksi atas kebaikan yang mereka lakukan.”
Lebih
Baik Dari Dunia Dan Isinya
Keutamaan ini berkaitan dengan mereka
yang selalu menyempatkan diri untuk mengerjakan shalat sunat dua raka’at
sebelum shalat shubuh. Imam Muslim telah meriwayatkan hadits dari Aisyah r.a
bahwa Nabi Saw bersabda:
رَكْعَتَا
الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا
“Dua raka’at
shubuh lebih baik dari pada dunia dan seisinya.”
Dalam beberapa hadits mengisyaratkan
bahwa Rasulullah Saw sangat ketat sekali menjaga amalan sunat ini (dua raka’at
shalat sunnat qobla shubuh) dibanding dengan amalan-amalan sunnah lainnya. Maka
pantas kalau Rasulullah tidak pernah mengerjakan shalat rawatib ketika safar
kecuali shalat sunat dua raka’at qobla shubuh.
Sehingga pernah suatu saat Rasulullah
bersabda: “janganlah kalian tinggalkan dua raka’at shalat sunnat shubuh
meskipun kalian berada dipunggung kuda”
Oleh sebab itu, apabila beliau terluput
mengerjakan shalat sunat dua raka’at itu, maka beliau akan mengerjakannya
sesudah shalat shubuh yang fardhu.
Berkesempatan
Melihat Wajah Allah
Mungkin inilah keutamaan yang paling
tinggi dari keutamaan yang lainnya; karena Rasulullah menjamin bagi kita selau
dan terus melaksanakan shala shubuh berjama’ah akan mendapatkan kenikmatan yang
agung. Yaitu bertemu dengan Allah swt dengan jelas tapa hijab.
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan
dari Jarir bin Abdillah al-Bajali, ia berkata: ‘suatu ketika kami duduk bersama
Nabi Saw lalu beliau memandang bulan pada malam purnama’ lantas bersabda:
إِنَّكُمْ سَتَرَوْنَ رَبَّكُمْ كَمَا تَرَوْنَ هَذَا الْقَمَرَ لاَ تُضَامُّونَ فِي
رُؤْيَتِهِ فَإِنِ اسْتَطَعْتُمْ أَنْ لاَ تُغْلَبُوا عَلَى صَلاَةٍ قَبْلَ
طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا فَافْعَلُوا
“Sesungguhnya
kalian akan melihat Rabb kalian seperti kalian melihat bulan purnama ini,
kalian tidak akan terhalang sedikit pun melihatnya (akan melihatnya dengan
jelas sebagai jelas nya bulan purnama) apabila kalian mampu tidak terlewat
mengerjakan shalat sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam maka lakukanlah..!”
Akhirul-kalam...Mudah-mudahan
catatan ini menjadi motivasi bagi kita untuk segera bangkit dari kemalasan dan keterlelapan
tidur sehingga kita bisa meraih semua keutamaan yang telah Allah dan Rasulnya
janjikan. Amin..
mantaf
BalasHapus